Martabak Petai Inovasi Jajanan Kampung Bergaya Metropolitan

Pernah makan martabak belum? Pastinya sudah donk, tapi kalu martabak petai udah pernah belum? Heran kan mendengar nama martabak petai, umumnya martabak yang dijual itu ya martabak standar seperti martabak telur, martabak manis, martabak mini dan sebagainya. Nah kalau martabak petai gimana rasanya, bagaimana bikinnya? Wah jangan dipikir jauh-jauh deh mending kita bahas tuntas saja apa dan bagaimana martabak ini dibuat dan dimana bisa membelinya. Kuliner martabak isi patai ini bisa sobat temukan disebuah kedai martabak bernama Kedai Martabak Dodo.

Martabak Petai

Sedikit agah aneh dan sekaligus nyleneh koq ya kepikiran mau bikin martabak petai yang dari aromanya saja sudah aduhai. Namun sebuah inovasi memang layak dicoba agar idak penasaran, masalah nanti doyan atau ngga itu dipikirkan belakangan yang penting jangan lupa dibayar jika sudah makan. Mungkin inovasi martabak yang satu ini memberi alternatif bagi sobat semua yang sudah bosan dengan hidangan martabak yang sudah umum. Orang hidup jangan terus lurus, sesekali boleh belok biar ngga nabrak. Mungkin filosofi ngawur ini yang mengilhami terciptanya martabak petai.

Dikawasan Kebon Keruk Jakarta Barat, kedai ini belum lama berdiri, ya baru sejak Desember 2015 lalu sang pemilik mencoba peruntungan nyleneh nya. Mengapa saya bilang inovasi nyleneh dan tidak lazim, karena kedai ini memang menawarkan manu makanan yang nyetrik, lain dari yang lain, seperti isalnya maratabak petai, martabak sate, martabak coklat manis koin emas dan beberapa menu nyleneh yang lain. Dan lebih gila lagi akan segera hadir menu martabak edan yang lain, namun baru akan dirilis dalam waktu dekat di pertengahan bulan Mei 2016 ini. Apa menu edan selanjutnya , ya martabak jengkol, jangan dibayangkan. Jika disemur atau dimasak lain memang mantap, namun dibuat martabak? entahlah.

Inovasi gila mengenai martabak petai dan akan ditambah dengan martabak jengkol ini karena pebunjung ternyata suka dengan martabak peati, bahkan sering kembal dan memesan martabak yang sama. Dari banyaknya peminat martabak inilah sang pemilik akhirnya berniat meluncurkan martabak yang aromannya lebih mantap yaitu martabak jengkol. Jangan anggap remeh baunya ya sobat, saya sendiri suka makan jengkol, awalnya memang terganggu dengan baunya, hingga sempat ngga doyan maakan jengkol dalam waktu yang sangat lama. Baru kemudian setelah dia ajak makan oleh atasan di rumah mertua yang orang Betawi, ternyata rasanya aduhai lebih aduhai daripada baunya, sejak itu akhirnnya malah makin gemar makan jengkol. Nah untuk martabak jengkol sebagai kelanjutan dari martabak petai akan bagaimana, saya belum tahu.

Petai yang dibuat sebagai isi martabak digunakan petai yang sudah tua dan dipilih kualitas terbaik, jadi sangat bersih dan bagus untuk mengisi martabak, sekaligus menunjang penampilan martabak menjadi lebih mantap. Isi petai untuk martabak tidak murni berisi petai saja, namun dipadukan dengan bahan isian lain dengan berbagai pilihanmisalnya daging cincang, ikan tuna, cumi, udang dan berbgai pilihan lainnya. Bagi yang suka petai bisa memesan martabak murni petai juga koq, jadi tidak perlu dipadukan dengan bahan lain, agar petainya berasa lebih nendang. Bagi penggemar petai pastinya bukan masalah besar menghabiskan beberapa potong martabak sekaligus.

Ide awal terciptanya martabak petai sebenarnya sederhana, sebagai pemilik kedai yang asalnya dari sebuah kampung di daerah Magelang memang pecinta petai sejati, ya Ajy Prasetyo sang pemilik awalnya jua tidak yakin martabak buatannya mampu menarik banyak orang, karena dia menganggap hanya orang kampung yang bisa menikmati martabak petai ini. Namun pria yang sudah dua puluh tahun menggeluti dunia kemartabakan ini tetap saja membuat inovasi martabak petai. Dan tak disangka banyak orang penasaran dengan maertabak petai buatannya, dan sekaligus mematahkan anggapannya bahwa maertabak petai hanya akan dinikmati orang kampung saja, kenyataannya orang kotapun sangat menikmati martabak maha karyanya itu.

Sang pemilik sekaligus pengelola kedai tersebut bahkan mengakui jika martabak petai itu justru yang paling laku, paling banyak peminatnya, mungkin masih banyak yang penasaran pikirnya, namun salah, mereka kembali dengan memsan menu martabak yag sama. Bahkan dia mengakui bahwa pembelinya tidak hanya masyarakat sekitar dimana dia berjualan. Pembeli tidak memandang usia, bahkan tidak memandang status sosial, tua, muda, berada atau tidak semua penasaran akan martabak petai. Bahkan pembelinya ada yang berasal dari luar Jakarta, tidak sedikit juga dari daerah Tangerang, Bekasi bahkan dari Bogor. Bagi yang ingin membawa pulang dan rumahnya jauh ada tips menarik dari sang pemilik, dia akan membuat martabak tanpa menggunakan daun bawang. Menurutnya jika menggunakan daun bawang, martabak tidak akan bertahan semalaman, namun dengan tanpa daun bawang bisa bertahan selama satu hari atau lebih.

Bagi sobat yang tertarik dengan martabak bikinan kedai Martabak Dodo silahkan datang saja ke jalan Lapangan Bola No.5, Kebon Jeruk Jakarta Barat. Mulai buka dari sejak sore jam 16.00 hingga tengah malam jam 24.00. Harga dari varian martabak yang ada di kedainya ini antara 45.000-100.000 Rupiah. Tertarik untuk mencobanya silahkan berkunjung saja ke alamat yang sudah saya berikan. Jangan lupa biasakan gosok gigi ya, jangan pertahankan aroma aduhai dari petai tetap tercium, apalagi dihadapan pacar sobat.